Friday, July 20, 2012

Hijrah Membawa Kieran Forde pada Islam


Perekonomian Irlandia pada tahun 1986 adalah dalam keadaan miskin. Hampir satu dari lima dari angkatan kerja menganggur, utang nasional tiga kali lipat pada periode yang sama dan utang / rasio GNP meningkat dari 88 persen menjadi 148 persen dan output nasional pada tahun 1986 tidak lebih tinggi dari enam tahun sebelumnya. Yang terburuk, 24 ribu pekerja menjadi pengangguran.

Kieran Forde, lahir dalam keluarga Katolik yang taat di sebuah desa di Irlandia, merasakan kesuraman itu. Lulus kuliah fakultas pertanian, ia menjadi pengangguran.

Ia berpikir, beremigrasi tampaknya menjadi  jalan keluar dari situasi mendung yang mengungkungnya. Dengan sekelompok teman-temannya, ia mulai berburu pekerjaan ke luar negeri. Surat lamaran disebarnya ke seluruh negeri. Teman-temannya memenuhi panggilan-panggilan kerja: di Selandia Baru, Eropa, hingga Amerika Serikat. Namun bagi Forde, tak ada yang terasa mantap di hatinya.

Ia baru merasa tergerak saat menerima panggilan dari surat lamaran yang dikirimkannya ke sebuah lembaga di Arab Saudi. "Negeri itu pada kurun 1980-an sedang giat-giatnya membangun sektor pertanian," ujarnya.

Pemerintah Saudi telah memulai program untuk memodernisasi dan mengkomersialkan pertanian. Dukungan besar-besaran pemerintah dilakukan pada infrastruktur, termasuk pasokan listrik, irigasi, drainase, sistem jalan sekunder, dan sarana transportasi lainnya untuk distribusi dan pemasaran produk.

Maka ia angkat kopor meninggalkan negerinya, dan bergabung dengan Masstock Saudia di Riyadh pada divisi penjualan.

Kariernya menanjak di perusahaan itu, hingga terakhir menjadi direktur strategi. Forde berfokus pada pngembangan SDM pertanian Saudi. Ia menggarap anak-anak muda untuk menekuni pertanian. Orang muda, katanya, jauh lebih berpendidikan sekarang daripada ketika ia pertama kali datang.

"Kami mencoba merekrut dari Saudi pada tahun 1980-an tapi tidak bisa menemukan orang melampaui tingkat SMA. Sekarang mereka jauh lebih canggih."

Di satu sisi, ia tertantang dengan pekerjaan yang dilakukan. Di sisi lain, ia merasakan ketenangan batin luar biasa berada di antara kaum Muslim di negeri Muslim.

"Satu hal yang saya terkesan dengan ketika saya datang ke sini adalah nilai-nilai keluarga, mereka benar-benar memukul saya," katanya.

Ia menemukan kesamaan besar antara hubungan keluarga yang akrab di Arab dengan masyarakat perdesaan di Irlandia, tempatnya berasal. Namun, sentuhan Islam membuatnya terlihat lebih menariknya.

Forde, dengan kesadarannya sendiri, akhirnya memilih  masuk Islam.

"Saya sangat terkesan dengan mengingat Allah dan nilai-nilai agama, semua hal. Beda dengan agama lain, Islam merasuk di semua sendi kehidupan," ujarnya.

Di sela-sela kerja, ia giat menimba ilmu Islam. "Saya sempat terpikir untuk menjadi seorang imam, sekembalinya saya ke Tanah Air saya," katanya.

Namun, suratan takdir berkata lain. Ia terpikat seorang gadis lokal, dan kemudian menikah.

"Sekarang 70 persen hati saya ada di sini," ujarnya. Sesekali ia mengunjungi tanah kelahirannya bersama anak-anak dan istrinya. "Keluarga saya sangat welcome terhadap anak-anak dan istri saya."

1 comment:

  1. * BANYAK MUALAF AWALNYA HANYA KARENA SUNGGUH-SUNGGUH INGIN MENCARI DAN MENTAATI AJARAN ORISINIL NABI ISA A.S, MENDALAMI SEJARAH GEREJA dan/atau MENGKRITISI BIBEL/INJIL/AL KITAB PERJANJIAN BARU
    * biarkanlah… tunggu aja kedatangan kembali Nabi Isa A.S menjelang kiamat, apakah beliau akan ikut-ikutan kebaktian sambil membawa salib berteriak haleluya haleluya heleluya ber xxx yang dipimpin oleh Paulus dari Tarsus dkk dgn segala macam ajaran, doktrin dan dogmanya ; ataukah beliau akan menghakimi, mengadili dan menjadi saksi atas kebenaran ajaran MONOTHEISME murni dgn menghancurkan segala berhala dan atributnya yang dimurkai, terkutuk, terlaknat, sesat dan menyesatkan serta ikut mendirikan shalat bersama para nabi dan rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad beserta para malaikat Allah… gitu aja kok rewel dan ribet banget to mas…
    * Sesungguhnya ajaran yg diturunkan kpd para Nabi dan Rasul pada hakikatnya adalah sama/satu, tidak layak apabila ada yang menyimpangkannya. Kebenaran hanya datang dari sisi Allah.
    * Dengan lapang dada, hati yg mulia dan tenang, akal pikiran yg sehat dan jernih, tanpa kebencian dan emosi, tanpa dogmatis, tanpa prasangka buruk dgn penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab mari kita memilih dan menentukan jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat menuju kembali kepada Allah.

    Hanya ada 3 (tiga) jalan keselamatan kristiani:
    1. Koreksi total, progresif dan revolusioner terhadap semua jaran/doktrin/dogma Paulus dari Tarsus dkk melalui KONSILI BARU setingkat konsili Nicea (325 M) a.l. mengangkat Yesus sebagai tuhan dan konsili Konstantinopel (381 M) a.l. lahirnya trinitas serta konsili-konsili lainnya (hal ini amat sulit sekali dan memerlukan keberanian sangat luar biasa pihak otoritas gereja dan umatnya);
    2. Kembali menjalankan ajaran Nabi Isa / Yesus secara murni dan konsekuen sebagaimana yang diwahyukan Allah kepadanya dalam Injil asli berbahasa Ibrani / Aramic ketika beliau hidup (1-33 M) dan diangkat sebagai utusan-Nya (+ – 29 M) (kalau risalahnya masih ada), tanpa campur tangan / karangan manusia, sekalipun itu murid pertama beliau
    3. Menjadi Muslim sebagai satu-satunya jalan kebenaran sejati-hakiki pengikut setia Nabi Isa / Yesus dan jaminan keselamatan dunia dan akhirat. Seluruh risalah kenabian sudah ditutup, tiada lagi nabi dan rasul, tiada lagi kitab suci; kita hidup di akhir zaman sampai kiamat dan Islam adalah yang terakhir. Setiap detik umur kita berkurang, setiap detik kita mendekati kematian dan meninggalkan dunia fana ini. Hati-hati, jangan salah jalan supaya tidak menyesal…

    ReplyDelete