Thursday, May 15, 2014

Michelle Ashfaq: Jatuh Cinta pada Kesederhanaan Islam


Sejak kecil Michelle Ashfaq bercita-cita menjadi seorang biarawati. Saat masih kecil, ia menghadiri sebuah kelas pelajaran agama Katolik. Dari situ, ia mendapatkan pelajaran mengenai kisah-kisah para nabi. Ia sangat tertarik, apalagi dengan kisah Nabi Isa AS.

Seiring waktu, wanita yang dibesarkan di kota kecil bersama sang kakek dan nenek di barat daya Virginia, Amerika Serikat (AS) pernah mengalami kegalauan hidup. Selain dibesarkan sebagai seorang Katolik, ia juga menghadiri gereja Baptis bersama kakek-neneknya. Ia memiliki dua tempat beribadah.

Suatu perubahan terjadi saat Michelle menginjak usia yang ke-17. Ia pergi ke gereja dan tiba-tiba ia tidak diizinkan masuk ke tempat itu. Michelle merasa bingung karena tidak diizinkan untuk masuk dan beribadah. Sementara itu, ia tak mengenal agama lain. Kehidupan beragama yang ia tahu hanyalah pergi ke gereja.

Hingga akhirnya, wanita asal New York itu mengenal Islam dari suaminya. Ia tak pernah membayangkan hidup tanpa sang suami. Hampir setahun ia bingung kemana harus beribadah setelah tidak diizinkan untuk ke gereja, padahal ia merasa sangat menyukai Gereja.

Suaminya adalah orang yang membimbingnya saat ia merasa tak tahu apa-apa soal ibadah. Sang suami dengan sabar mengajarkan Michelle akhlak Islam, bahkan ketika ia belum menjadi mualaf. ''Ia mencontohkan saya banyak hal, kemudian saya mulai membaca buku-buku Islam yang dikirim dari Pakistan oleh mertua,'' ujarnya seperti dikutip onislam.net. Sejak itu, ia mulai merasakan apa itu Islam.

Kesederhanaan Islam membuatnya tertarik untuk mulai belajar. Ia bisa membaca sebuah kitab suci dan mengerti isinya. Sangat berbeda ketika ia masih memeluk agamanya yang dulu. Ia mengungkapkan, ketika masih Katolik, ia tak memahami alkitab. ''Saya bahkan tak tahu apa yang saya baca,'' ungkapnya.

Saat itu, ia hanya mendengarkan pastor melalui ceramah. Sementara ia harus mencerna apa yang dikatakan pastor, ia memiliki banyak pertanyaan tentang iman dan nilai-nilai ketuhanan. Pertanyaan mendasar yang selalu ada dibenaknya saat masih Katolik adalah ia harus melakukan pengakuan dosa. Ia selalu bertanya untuk apa semua pengakuan itu. Baginya aneh harus mengaku dosa ke seorang pastor. Michelle muda bertanya dalam hati, ''Tidakkah ia bisa melakukan pengakuan dosa langsung kepada Tuhan?''

Pertanyaan lain yang cukup mengusiknya adalah jika umat Nasrani tidak meyakini Yesus sebagai penyelamat, bagaimana dengan nasib umat nabi Ibrahim? Bagaimana dengan orang-orang yang mengikutinya sebelum Yesus datang, padahal Ibrahim adalah nabi yang memiliki banyak pengikut. Namun, gejolak pertanyaan itu tak pernah bisa terjawab. Semua itu membuatnya frustasi.

Kesederhanaan Islam membuatnya cepat memahami Alquran dan masuk Islam. ''Saya bisa mengerti apa yang saya baca,'' ujar dia. Dari kitab suci itu, ia bisa mendapatkan semua jawaban atas pertanyaan yang ada.

''Jika Anda memiliki pertanyaan ketika Anda mulai membaca Alquran dan entah bagaimana saat membuka lembaran mushafnya, semua jawabannya sudah ada.'' Ia mengungkapkan Islam adalah agama yang mengobati semua penyakit hati.

Bagi Michelle, menemukan Islam adalah sebuah perdamaian yang tak terkira. Baginya, Islam telah membuat perbedaan yang paling luar biasa dalam hidup. Ia bahkan tak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan betapa ia bersyukur bisa mendapat hidayah untuk memeluk agama yang penuh kedamaian ini.

''Hubungan saya dengan Allah SWT tak bisa digambarkan.'' Kini, setelah berproses, ia menjadi guru pertama sebuah Akademi Islam di Charlotte, Carolina Utara.

Baginya, belajar tentang Islam adalah seperti belajar bagaimana cara hidup sebagai manusia. ''Apapun pertanyaan yang dimiliki, semua sudah ada dalam Alquran dan hadis nabi. Bagaimana menghadapi masalah sehari-hari yang tidak dapat ditemukan dalam agama lain. Shalat baginya merupakan ibadah yang membuatnya tetap fokus.

''Agar dosa kita diampuni, kita harus melakukan shalat, untuk berpikir tentang orang-orang miskin kita berpuasa,'' ujarnya.

3 comments:

  1. * BANYAK MUALAF AWALNYA HANYA KARENA SUNGGUH-SUNGGUH INGIN MENCARI DAN MENTAATI AJARAN ORISINIL NABI ISA A.S, MENDALAMI SEJARAH GEREJA dan/atau MENGKRITISI BIBEL/INJIL/AL KITAB PERJANJIAN BARU
    * biarkanlah… tunggu aja kedatangan kembali Nabi Isa A.S menjelang kiamat, apakah beliau akan ikut-ikutan kebaktian sambil membawa salib berteriak haleluya haleluya heleluya ber xxx yang dipimpin oleh Paulus dari Tarsus dkk dgn segala macam ajaran, doktrin dan dogmanya ; ataukah beliau akan menghakimi, mengadili dan menjadi saksi atas kebenaran ajaran MONOTHEISME murni dgn menghancurkan segala berhala dan atributnya yang dimurkai, terkutuk, terlaknat, sesat dan menyesatkan serta ikut mendirikan shalat bersama para nabi dan rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad beserta para malaikat Allah… gitu aja kok rewel dan ribet banget to mas…
    * Sesungguhnya ajaran yg diturunkan kpd para Nabi dan Rasul pada hakikatnya adalah sama/satu, tidak layak apabila ada yang menyimpangkannya. Kebenaran hanya datang dari sisi Allah.
    * Dengan lapang dada, hati yg mulia dan tenang, akal pikiran yg sehat dan jernih, tanpa kebencian dan emosi, tanpa dogmatis, tanpa prasangka buruk dgn penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab mari kita memilih dan menentukan jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat menuju kembali kepada Allah.

    Hanya ada 3 (tiga) jalan keselamatan kristiani:
    1. Koreksi total, progresif dan revolusioner terhadap semua jaran/doktrin/dogma Paulus dari Tarsus dkk melalui KONSILI BARU setingkat konsili Nicea (325 M) a.l. mengangkat Yesus sebagai tuhan dan konsili Konstantinopel (381 M) a.l. lahirnya trinitas serta konsili-konsili lainnya (hal ini amat sulit sekali dan memerlukan keberanian sangat luar biasa pihak otoritas gereja dan umatnya);
    2. Kembali menjalankan ajaran Nabi Isa / Yesus secara murni dan konsekuen sebagaimana yang diwahyukan Allah kepadanya dalam Injil asli berbahasa Ibrani / Aramic ketika beliau hidup (1-33 M) dan diangkat sebagai utusan-Nya (+ – 29 M) (kalau risalahnya masih ada), tanpa campur tangan / karangan manusia, sekalipun itu murid pertama beliau
    3. Menjadi Muslim sebagai satu-satunya jalan kebenaran sejati-hakiki pengikut setia Nabi Isa / Yesus dan jaminan keselamatan dunia dan akhirat. Seluruh risalah kenabian sudah ditutup, tiada lagi nabi dan rasul, tiada lagi kitab suci; kita hidup di akhir zaman sampai kiamat dan Islam adalah yang terakhir. Setiap detik umur kita berkurang, setiap detik kita mendekati kematian dan meninggalkan dunia fana ini. Hati-hati, jangan salah jalan supaya tidak menyesal…

    ReplyDelete