Saturday, March 26, 2011

Mualaf : Sarah Sullivan pemimpin Kristen yang memukan Islam

OKLAHOMA (Berita SuaraMedia) – Sarah Sullivan, mahasiswa senior studi keagamaan, dibesarkan di sebuah keluarga konservatif Baptis Selatan. Di sekolah menengah atas ia dikenal oleh teman-temannya sebagai seorang pemimpin Kristen yang kuat. Proses perpindahan agama Sullivan dimulai dengan sebuah percakapan yang ia lakukan dengan seorang teman Muslim sepanjang sebuah malam yang senggang di kampus, ia mengatakan.
"Saya hanya berjalan-jalan keluar, dan pria ini bertanya kepada saya mengapa saya tidak pergi keluar dan berpesta," Sullivan mengatakan. "Saya mengatakan kepadanya karena saya tidak melakukan semua hal tersebut. Pria itu berkata 'saya juga tidak'."
Sullivan salah mengira temannya tersebut sebagai seorang Kristen, dan ketika siswa tersebut mengatakan kepadanya bahwa ia adalah seorang Muslim, sebuah dialog antara dua orang tersebut tentang persamaan dan perbedaan dalam Kristianitas dan Islam dimulai. Terpesona oleh persamaan tersebut, Sullivan mulai secara aktif mencari informasi tentang Islam.
Dengan teman Muslim lainnya, ia mulai membandingkan Alkitab dan Al-Qur'an. Banyak kali, temannya akan bertanya tentang Alkitab yang ia sendiri tidak bisa menjawab.
"Dengan seseorang menunjukkan segala hal kepada saya yang ada di dalam Alkitab bahwa saya tidak dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebuah kebangkitan yang kasar bagi saya," ia mengatakan. "Saya merasa seperti seorang yang bodoh."
Setelah beberapa waktu pencarian untuk jawaban-jawaban tersebut, Sullivan mengatakan bahwa ia pada akhirnya mencapai titik pemecahannya.
"Saya pada akhirnya menangis kepada Tuhan suatu malam dan hanya mengatakan 'bimbing saya menuju pada apa yang terbaik bagi saya'," ia mengatakan.
Sullivan mengatakan bahwa ia percaya bahwa Tuhan membimbingnya kepada Islam.
"Ada banyak jawaban di dalam Al-Qur'an yang saya tidak bisa begitu saja menemukannya di dalam Alkitab," ia mengatakan. "Bagi saya, Al-Qur'an adalah kebenaran yang tidak bisa dibantah."
Berbeda dengan Sullivan, Adam Wilkey, mahasiswa junior bahasa Arab, mengatakan bahwa proses perpindahan agamanya dimulai lebih awal dari Sullivan, walaupun tidak sampai tahun keduanya di perguruan tinggi bahwa agamanya menjadi sebuah titik fokus.
Sejak kecil, Wilkey bersekolah di sekolah Katolik smpai masa sekolah dasar dan pendidikan menengahnya. Ia juga pergi ke Misa mingguan dengan orang tuanya.
Ia mengatakan bahwa ia pertama kali diperkenalkan kepada Budhaisme melalui sebuah kelas keagamaan dunia yang ambil di SMA yang menginspirasinya untuk menambah sebanyak mungkin informasi tentang agama tersebut.
"Sampai pada di mana saya begitu merasa gelisah sehingga saya tidak bisa tidur di malam hari," ia mengatakan. "Saya begitu senang bangun pagi dan pergi ke sekolah dan mendapatkan lebih banyak informasi tentang agama tersebut."
Setelah ia merasa bahwa ia telah begitu lelah dengan sumber-sumber tersebut, Wilkey mengatakan bahwa ia memutuskan untuk pergi keluar sendiri untuk belajar lebih banyak tentang agama. Ia mulai menghadiri Pusat Budha di Oklahoma, dan ia bertemu seorang wanita bernama Kelsang Namdrel yang meninggalkan kesan yang tidak akan terhapuskan terhadap dirinya.
Tak pelak, keduanya, Sullivan dan Wilkey mengatakan bahwa mereka mengalami transisi yang datang sepanjang perubahan agama tersebut, namun Sullivan menggambarkan sebuah transisi yang lebih menyakitkan untuk agamanya dari pada yang Wilkey alami. Ia mengatakan bahwa beberapa anggota keluarganya telah mengalami sebuah masa sulit menyesuaikan diri dengan perpindahan agamanya.
"Ada salah satu dari bibi saya mengatakan kepada saya bahwa saya akan masuk neraka," ia mengatakan.
Sullivan mengatakan bahwa ia juga kehilangan persahabatan dari banyak teman Kristennya namun tetap mempertahankan sebuah sikap yang positif.
"Apakah saya kehilangan teman? Ya," ia mengatakan. "Apakah saya kehilangan semua teman saya? Ya, namun apakah saya menambah teman? Ya."
Ia juga memuji dukungan ayah dan ibunya dengan membuatnya tetap menjadi begitu kuat, terutama dukungan dari ayahnya.
"Ketika saya mengatakan kepada ayah saya, ia mengatakan, 'Sayang, apapun yang kau lakukan, saya tidak akan meninggalkanmu'," kenang Sullivan.
Profesor studi Keagamaan Tom Boyd mengatakan bahwa ia percaya perpindahan agama sering menjadi sebuah bagian dari perjalanan spiritual individu.
Bagi Sullivan, menjadi Muallaf berpindah memeluk Islam dengan sederhana telah menjadi sebuah bagian perjalanan spiritualnya. Sullivan sekarang sholat lima kali dalam satu hari, mengenakan jilbab dan mengatakan bahwa ia berharap untuk pergi menjalankan ibadah Haji ke Mekkah suatu hari nanti.
Ia mengatakan bahwa ia menemukan kedamaian dan kesenangan di dalam Islam." (ppt/oud) www.suaramedia.com

No comments:

Post a Comment